Enter your keyword

[:IN]Kuliah Tamu SP6107 Studio Kebijakan Pembangunan[:]

[:IN]Kuliah Tamu SP6107 Studio Kebijakan Pembangunan[:]

[:IN]Kuliah Tamu SP6107 Studio Kebijakan Pembangunan[:]

[:IN]

Kuliah Tamu Program Magister Studi Pembangunan untuk matakuliah SP6107 Studio Kebijakan Pembangunan diselenggarakan secara daring pada hari Rabu, 18 November 2020 mulai pukul 15.30 – 17.30 WIB.

Kuliah Tamu untuk matakuliah SP6107 Studio Kebijakan Pembangunan tersebut menghadirkan pembicara Ibu Sofie Dewayani, Ph.D (Ketua Satgas Nasional Gerakan Literasi Sekolah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia). Tema dari Kuliah Dosen Tamu untuk matakuliah SP6107 Studio Kebijakan Pembangunan tersebut bertajuk “Kebijakan dan Refleksi Pembelajaran Jarak Jauh”.

Kuliah Tamu untuk matakuliah SP6107 Studio Kebijakan Pembangunan tersebut dimoderatori oleh Bapak Tengku Munawar Chalil, ST., M.IPP., Ph.D selaku Dosen di Program Magister Studi Pembangunan.

Kuliah Tamu tersebut dihadiri oleh Ketua Program Magister Studi Pembangunan Bapak Ir. Tubagus Furqon Sofhani, MA., Ph.D, para Dosen, Asisten Akademik serta mahasiswa Program Magister Studi Pembangunan, SAPPK – ITB.

Dalam pemaparanya ibu Sofie Dewayani, Ph.D menggambarkan secara umum tentang kebijakan pendidikan di masa pandemi ini. Permasalahan yang ada sekarang dan kita hadapi bukan masalah yang baru, banyak yang dipersoalkan sejak lama, sejak berpuluh puluh tahun lalu tetapi pada posisi pandemi ini menjadi ujian seluruh dunia. Tidak ada di negara manapun yang bisa mengelak termasuk Indonesia dalam masalah pendidikan yang dihadapi, dan yang terdampak dari pembelajaran jarak jauh ini adalah pendidikan dasar usia dini dan SD. Pada bulan Agustus lalu sudah diturunkan kebijakan kurikulum darurat dalam kondisi khusus, disana memberikan beberapa rambu tentang pembukaan sekolah tertentu dan bagaimana implementasi berjenjang dengan diberikan fleksibelitas.

Di akhir pemaparan, ibu Sofie Dewayani, Ph.D menjelaskan bahwa mahasiswa diturunkan untuk membantu adik-adik terutama SD dalam masa pandemi ini, diprioritaskan untuk daerah-daerah yang memang terkendala oleh jaringan,  oleh karena itu Ditjen Pendidikan bekerja sama dengan Kemendikbud sudah memberangkatkan untuk dua tahapan 10 ribu mahasiswa dari perguruan tinggi yang terletak di daerah 3T (terdepan, terpencil dan tertinnggal) karena diharapkan mahasiswa ini dapat membantu siswa-siswa SD dan melakukan sosialisasi. Kebijakan ini dibuat oleh Pusat, jadi sosialisai juga sudah dilakukan pada daerah untuk mengimplementasikan relaksasi kurikulum ini dan Dinas Pendidikan juga diberi kewenangan untuk melakukan inovasi pembelajaran.

Perkuliahan diakhiri dengan sesi tanya-jawab antara mahasiswa dengan Narasumber.

[:]