Enter your keyword

[:IN]Kuliah Tamu Matakuliah SP5104 Tata Kelola Lingkungan[:]

[:IN]Kuliah Tamu Matakuliah SP5104 Tata Kelola Lingkungan[:]

[:IN]Kuliah Tamu Matakuliah SP5104 Tata Kelola Lingkungan[:]

[:IN]

Kuliah Tamu Program Magister Studi Pembangunan SAPPK – ITB untuk matakuliah SP5104 Tata Kelola Lingkungan  diselenggarakan secara daring pada hari Rabu, 2 Desember 2020 mulai pukul 09.00 – 11.00 WIB.

Kuliah Tamu untuk matakuliah SP5104 Tata Kelola Lingkungan tersebut menghadirkan pembicara Bapak Ir. Farhan Helmy, M.Eng (Chairperson of Thamrin School of Climate Change and Sustainability). Tema dari Kuliah Tamu untuk matakuliah SP5104 Tata Kelola Lingkungan  tersebut bertajuk Tata Kelola Lingkungan Global: Posisi dan Peran Indonesia dalam Isu Perubahan Iklim”.

Kuliah Tamu untuk matakuliah SP5104 Tata Kelola Lingkungan tersebut dimoderatori oleh Bapak Dr. Ir. Iwan Kustiwan, MT. selaku Dosen pengampu matakuliah SP5104 Tata Kelola Lingkungan di Program Magister Studi Pembangunan SAPPK – ITB.

Kuliah Tamu tersebut dihadiri oleh Ketua Program Magister Studi Pembangunan Bapak Ir. Tubagus Furqon Sofhani, MA., Ph.D, para Dosen, Asisten Akademik serta mahasiswa SAPPK – ITB.

Dalam pemaparanya Ir. Farhan Helmy, M.Eng menjelaskan bahwa “dalam kuliah ini apa yang disampaikan semoga tercapai karena menceritakan tata kelola perubahan iklim dan lingkungan dalam tempo yang sesingkat singkatnya, ini memerlukan waktu dan pendalaman, tapi saya sudah mencoba meng-highlight kira kira yang penting yang bisa didiskusikan dalam dialog pagi ini, bagaimana kita bisa melihat krisis-krisis secara sistem. Saya kira di ITB di Studi Pembangunan ilmu yang cukup populer bagaimana pendekatan sistem itu bisa menjelaskan banyak hal, dari mana perasaan itu muncul dan seterusnya, lalu yang kedua saya ingin lebih ke share kepada teman-teman”, ujarnya.

Dengan melihat krisis iklim sebagai suatu sistem bagaimana antisipasi efek sampingnya. Pemikiran sistem bertanya ‘apa lagi’ yang mungkin terjadi jika intervensi kita berhasil? Siapa yang akan membayar? Siapa yang diuntungkan? Apa yang mungkin dirugikan? Pembelajaran. Dari simulasi komputer yang menguji skenario kebijakan hingga permainan bermain peran, alat berpikir sistem dirancang untuk pembelajaran seumur hidup. Amplifikasi dampak. Bagaimana sebuah organisasi dapat melipatgandakan anggotanya? Bagaimana teknologi bersih dapat berkembang sesuai skala? Pemikiran sistem membantu mengidentifikasi umpan balik yang memperkuat yang mendorong proses tersebut.

Dalam pemaparanya Ir. Farhan Helmy, M.Eng menjelaskan terdapat tiga catatan reflektif untuk diskusi yaitu (1) Paradigma Kebijakan Publik. Paradigma yang bersandarkan pemikiran antroposentrik dimana manusia sebagai aktor dominan telah mempersatukan kita kedalam banyak krisis dan jauh dari relatif sebenarnya bahwa ekonomi dan ekologi sebagai suatu kesatuan sistem yang saling bergantung dan mempengaruhi; (2) Tata Kelola: Dilema kebijakan dan aksi kolektif. Relasi negara, pasar, komunitas dalam kerangka kelembagaan dan pelembagaan tata kelola di semua tingkat tata kelola monocentric, polycentric) dan penerjemahan aksi kolektif global ke nasional dan subnasional/lokal dan alur sebaliknya intrapolasi, ekstrapolasi); (3) Inovasi dan Gerakan Sosial Berbasis Kerumunan (crowd). Peran aktor negara dan pemangku kepentingan utama sangatlah terbatas tanpa didukung oleh keterlibatan publik secara luas dalam membangun aksi kolektif oleh komitmen dan konsistensi sikap jangka panjang.

Pada akhir perkuliahan diadakan sesi tanya-jawab dan diskusi antara mahasiswa, para Dosen yang hadir pada Kuliah Tamu tersebut dengan narasumber.

[:]